Pembangunan Pedestrian Miliyaran Rupiah, Diduga Asal - Asalan

MUARA ENIM - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil yang tertuang pada pasal 4,ayat (1) dan (6), dimana pada pasal ini menyebutkan, setiap pegawai Negeri Sipil Dilarang.

Ayat (1) menyalah gunakan wewenang, ayat (6) melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang ssecara langsung atau tidak langsung merugikan Negara.

Terkait pemberitaan sebelumnya, pembangunan Pedestrian dan Fasilitas penunjang gerbang selamat datang yang berlokasi di Jalan Raya Muara Enim - Palembang, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muara Enim.

Setelah Advokasi.co beberapa kali kelokasi tempat pekerjaan tersebut untuk kontrol sosial. Yang seharusnya sudah mulai bisa dinikmati atau dikunjungi oleh masyarakat khususnya Kabupaten Muara Enim. Namun pantauan Advokasi.co dilapangan terlihat jelas belum bisa dinikmati atau dikunjungi masyarakat Kabupaten Muara Enim.

Dengan nilai proyek Rp 8.257.549.000.00 (Delapan Milyar Dua Ratus Lima Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Empat Puluh Sembilan Ribu Rupiah) dengan lama pekerjaan 75 ( tujuh puluh lima ) hari kalender, dengan pelaksana CV. Karya Nusantara, mengecewakan.

Pasalnya, pekerjaan tersebut yang baru usai dikerjakan diduga sudah mengalami kerusakan, ambles, turun di salah satu tempat tersebut.

Hal ini tentu sangat disayangkan, padahal anggaran tersebut milyaran rupiah.

Seharusnya pekerjaan tersebut menjadi salah satuh contoh pekerjaan yang patut di acungi jempol karena Pembangunan tersebut Miliyaran rupiah.

Dengan berita yang ditayangkan Advokasi sebelumnya, ketika di confirmasi di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muara Enim, di ruang kerjanya Alek sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawaba atas pelaksanaan pengadaan barang.

Membenarkan adanya penurunan tanah tibunan tersebut. Yang mengakibatkan

Pedestrian di beberapa bagian atau tempat ambles disebabkan resapan dari air hujan yang turun beberapa hari ini, yang membuat kondisi tanah timbunan memadat, " kata Alek kepada advokasi.co.

Lanjutnya, timbunan itu hanya berjarak satu bulan, sedangkan kalender pekerjaan 75 (Tujuh Puluh Lima Hari) tentu akibat dari curah hujan yang tinggi mengkibatkan tanah timbunan memadat.

Sebenarnya dari bulan Desember 2019 disaat pekerjaan sudah terlihat penurunan tanah timbunan, namun saya mengatakan untuk dibiarkan dulu, nanti masih ada masa perawatan pemeliharaan pekerjaan.

"Pihak Kontraktor CV. Karya Nusantara masih bertanggung jawab sepenuhnya dalam pekerjaan tersebut, karena masih pemeliharaan," ucapnya.

Untuk sementara itu, kalau untuk lampu taman memang sengaja belum kita pasang, karena takut hilang, nanti kita pasang setelah pekerjaan pemeliharan memang benar - benar selesai," tuturnya.

Salah satu warga saat berhasil dibincangi Advokasi.co sebut saja AP angkat bicara, tentu hal ini sangat disayangkan, dimana pembangunan seharusnya sudah bisa di kunjungi atau dilihat oleh masyrakat Kabupaten Muara Enim maupun diluar Kabupaten Muara Enim.

Sedangkan pekerjaan atau proyek yang lain sudah bisa di lihat, dikunjungi, dan di nikmati oleh masyarakat, seperti taman Adipura," ungkapnya.

Kepada pihak intansi terkait untuk memantau pekerjaan tersebut, baik dari pihak Kejaksaan, Kepolisian, Plt Bupati Muara Enim untuk memantau ada apa sebenaranya.

Diduga proyek tersebut tidak sesuai standar atau spek pekerjaanya, asal - asalan atau mengejar hari kalender sehingga pekerjaan tersebut terburu - buru dan belum pas perhitungan yang matang.

AP berharap, tolong untuk di tindak lanjuti Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muara Enim, terutama kepada PPK dan pengawas pembangunan Pedestrian dan Fasilitas penunjang gerbang selamat datang.

Terebih untuk Kadin Perkim untuk dikaji ulang PPK, Pengawas pekerjaan tersebut," tegasnya.

Kalau memang pekerjaan tersebut sesuai dengan stndar pekerjaan atau perhitungan yang matang, saya kira tak akan terjadi penurunan Pedestrian.

"Takutnya nanti pembangunan Pedestrian dan Fasilitas penunjang gerbang selamat datang yang dibuat dengan dana milyaran ini, tidak akan bertahan lama, ujung - ujungya di anggarkan lagi," sindirnya. (danu)