NTT dan NTB Mendapat Perhatian Serius Jokowi

RATAS VIRTUAL : Presiden Joko Widodo saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) secara virtual mengenai penanganan bencana di NTT dan NTB dari Istana Merdeka, Jakarta. (foto: BPMI Setpres)

JAKARTA - Bencana alam berupa banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian materi yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat perhatian serius Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Seskab Pramono Anung mengikuti Ratas melalui Konferensi Video mengenai Penanganan Bencana NTT dan NTT. (foto: Humas Setkab)Seskab Pramono Anung mengikuti Ratas melalui Konferensi Video mengenai Penanganan Bencana NTT dan NTT. (foto: Humas Setkab)

Kepala negara selain meminta agar proses evakuasi dilakukan dengan cepat, Presiden juga meminta sejumlah pihak untuk saling membantu dalam proses evakuasi. Antara lain Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, TNI, dan kepolisian serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

BACA : https://advokasi.co/jumlah-korban-meninggal-dunia-di-ntt-bertambah-86

Instruksi itu disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas (ratas) Kabinet Indonesia Maju yang digelar secara daring di Istana Merdeka yang dihadiri sekretaris Kabinet (Setkab), Pramono Anung, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, Kepala Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP), Henri Alfiandi, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah, serta Panglima Kodam (Pangdam) IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Jakarta, Selasa (6/4/2021).

BACA : https://advokasi.co/banjir-bandang-dan-longsor-di-flores-makan-banyak-korban

Adapun instruksi terkait penanganan bencana banjir bandang, angin kencang, dan tanah longsor yang terjadi di Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) antara lain.

Pertama, Kepala Negara menginstruksikan dilakukan percepatan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan.

Kedua, Kepala Negara meminta jajaran terkait untuk memastikan hadirnya pelayanan kesehatan dan pertolongan medis yang dibutuhkan oleh para korban. Untuk itu, Presiden menginstruksikan Menteri Kesehatan untuk mengerahkan tim bantuan medis secepatnya sampai di lokasi.

Ketiga, jajaran terkait diminta untuk segera menangani dan memenuhi kebutuhan para pengungsi, mulai dari logistik hingga sanitasi. Disampaikan Presiden, pemerintah telah mengirimkan bantuan ke NTT dan NTB tetapi karena cuaca yang sangat ekstrem, bantuan tersebut belum dapat sepenuhnya menjangkau ke lokasi terdampak.

Keempat, Presiden menginstruksikan percepatan perbaikan infrastruktur penunjang yang rusak akibat bencana.

Kelima, Presiden meminta pemerintah daerah melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap bahaya lanjutan adanya cuaca yang sangat eksrem, yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia.

Rapat Terbatas (Ratas) yang digelar melalui konferensi video ini secara khusus Presiden Jokowi memerintah jajaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Mereka harus tahu semuanya sehingga masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya untuk menghadapi ancaman risiko, baik itu angin kencang, bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor,” kata Presiden Jokowi. (wahyu)

Berita Terkait