Korban Pemerkosaan Asal Kokop Bunuh Diri Karena Diancam, Benarkah

BANGKALAN - Janda 1 anak asal Kokop yang menjadi korban pemerkosaan 7 orang tak dikenal Sabtu kemarin (27/6/2020) di semak-semak dekat rumahnya dikabarkan meninggal semalam Rabu (1/7/2020) karena bunuh diri.

Almarhum sebut saja Mawar (20) dikabarkan meminum cairan pembersih lantai dan sempat pingsan di dapur, pihak keluarga juga sudah berusaha untuk menyelamatkan korban dengan membawa ke Puskesmas Kokop akan tetapi nyawa korban tak tertolong dan menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 22.00 waktu setempat.

Info yang didapat Advokasi.co, korban sempat diancam via telepon saat sedang didampingi oleh seorang petugas PPT dari Bangkalan.

Mutmainah Kepala Puskesmas Kokop menjelaskan bahwa almarhum sempat dibawa ke Puskesmas akan tetapi pada pukul 20.00 waktu setempat korban sudah meninggal dunia, untuk penyebab kematian korban masih menunggu hasil visum dari RSUD Syamrabu Bangkalan.

"Memang benar, korban sempat dibawa kesini akan tetapi korban tak tertolong dan meninggal sekitar pukul 22.00 semalam, meninggalnya katanya minum cairan pembersih lantai, akan tetapi kepastian penyebabnya masih menunggu hasil visum RSUD," terangnya.

 

PMK Audensi dengan Kapolres terkait hal ini

Terkait tindak asusila di atas Persatuan Mahasiswa Kokop (PMK) melakukan audensi dengan Kapolres Bangkalan AKBP Rama Samtama Putra, Kamis (2/7/2020).

Para mahasiswa asal Kokop sangat berang dengan kejadian yang sangat tidak manusiawi ini dan menuntut agar Polres Bangkalan bisa segera menangkap para pelaku dan menghukum dengan seberat-beratnya.

"Kami mengutuk keras kejahatan ini apalagi semalam korban meninggal bunuh diri akibat diancam via telepon yang disinyalir merupakan salah satu pelaku," ujar Samsul Hadi Koordinator audensi PMK.

"Selain itu kami juga memberikan waktu 7x24 jam kepada pihak penyidik agar segera menangkap para pelaku, mengingat HP korban sudah diserahkan kepada penyidik sehingga memudahkan untuk melacak siapa yang tega mengancam korban setelah perbuatan biadabnya tersebut," ujarnya.

Sementara itu Muslih sepupu korban mengatakan bahwa sebenarnya bukan hanya korban yang diancam akan tetapi semua keluarga korban, sehingga dia meminta agar pihak yang berwajib segera menangkap para pelaku demi keamanan keluarganya.

Pasca audensi tersebut, Kapolres Bangkalan AKBP Rama Samtama Putra berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga tuntas mengingat 2 dari 7 nama pelaku sudah dikantongi petugas.

"Saya selaku Kapolres Bangkalan menyatakan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan berkomitmen untuk mengawal kasus ini hingga tuntas, mengingat saat ini sudah 2 nama dari 7 pelaku sudah kami kantongi dan proses penyidikan masih berjalan, segera setelah identitas para pelaku terungkap akan segera kami lakukan penangkapan dan pengejaran," tegasnya. (Wahyu)