Dini Hari Maluku di Guncang Gempa Magnitudo 7,5

MALUKU - Gempa berkekuatan magnitudo 7,5 mengguncang Maluku Tenggara Barat pada Selasa, 10 Januari 2023 sekitar pukul 00.47 WIB.

Sementara gempa ini juga dirasakan di beberapa daerah yakni Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Buru, Wakatobi, Kendari Pulau Watulumango, Kepulauan Kendari, Konawe Bagian Selatan, Kota Kendari dan Kendari.

Bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan tsunami akibat gempa tersebut, namun kemudian diakhiri kembali setelah melihat situasi yang ada.

Beberapa bangunan, seperti rumah warga hancur diguncang gempa. Tembok dan atap rumah roboh. Begitu pula bangunan sekolah juga tampak hancur di bagian pagar.

Berdasarkan informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kerusakan itu tercatat di Desa Watwey, Kecamatan Dawelor Dawera, Maluku Barat Daya.

"BNPB menerima laporan visual kerusakan rumah dan bangunan masyarakat akibat gempa magnitudo 7,5 di Maluku Barat Daya."

Hal tersebut dikatakan Plt. Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya yang diterima media ini.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa terjadi pada pukul 00.47 WIB kemudian peringatan dini tsunami diakhiri berdasarkan proses permodelan dan pengamatan pada area yang terdampak oleh gempa.

"Setelah dua jam dikeluarkannya peringatan dini tsunami, maka BMKG mengakhiri peringatan dini tersebut. Namun kami tegaskan bahwa peringatan ini bukan dicabut, hanya diakhiri. Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan tetap beraktivitas seperti biasa," kata Dwikorita, Selasa (10/1/2023).

Kata Dwikorita, peringatan dini tsunami tersebut dinyatakan telah berakhir pada pukul 3.43 WIB. Ia menjelaskan, pengakhiran peringatan dini tersebut didasarkan pada standar perhitungan waktu kedatangan tsunami hingga dua jam setelah peristiwa gempa.

Selain itu, melalui pemantauan kenaikan titik muka air laut di empat titik dipastikan tidak terjadi kenaikan secara signifikan.

"Berdasarkan observasi dengan metode 'tide gauge' di empat lokasi sekitar gempa yaitu Seira, Adaut, Lirang dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyimpulkan gempa tersebut terjadi akibat aktivitas subduksi di Laut Banda dan berdasarkan hiposenter gempa tergolong kategori menengah dengan mekanisme gempa berupa pergerakan naik atau thrust fault. (eko a)

Berita Terkait