Abdul Hadi: Dari Akademisi Hingga Penyelenggara Pemilu

ADVOKASI.CO, SUMENEP - Abdul Hadi saat dihadapkan dengan buku-buku bertema demokrasi, jiwanya resah hingga Abdul Hadi terpanggil menjadi seorang Komisioner KPU. Menjadi seorang pengajar yang berdedikasi tinggi pada ilmu pengetahuan, Abdul Hadi yang ramah dan penuh senyum santun, mengaplikasikan basic keilmuaanya menjadi seorang penyelenggara pemilu. Semasa remaja, Abdul Hadi banyak menghabiskan waktunya di ruang perpustakaan untuk melahap buku-buku. Tradisi hidupnya sebagai pembaca berat, Abdul Hadi mempunyai bekal menjadi pejabat penyelenggara pemilu dengan dasar pengetahuan yang kuat. Abdul Hadi yang menata karir dari Aktivis semasa mahasiswa dan selanjutnya berkarir di dunia akedemisi yang tercatat sebagai dosen di STKIP PGRI Sumenep hinga menjadi penyelenggara pemilu di KPUD Sumenep. Alumni S2 Unesa tersebut adalah sosok Kharismatik yang menjadi tauladan bagi generasi muda Sumenep. Di balik sikapnya yang tegas, Abdul Hadi sosok pemimpin yang mudah diterima oleh masyarakat. Cerdas, supel dan murah senyum menjadi modal utama bagi Abdul Hadi untuk menjadi seorang pemimpin. Di sela-sela kesibukannya menjadi pejabat penyelenggara pemilu dan pengajar. Abdul Hadi ditemui awak media Advokasi.co untuk wawancara eksklusif tentang pemimpin dan demokrasi. Senin (16/04). "Menjadi seorang pemimpin adalah tanggung jawab moral dan akhirat. Selama menjadi pengajar, saya hanya banyak belajar demokrasi dari ekspansi buku ke buku. Sekarang saya sendiri yang mengawal demokrasi melalui instrumen pemilu," ungkap alumni S2 Unesa tersebut. Hadi mengakui jika demokrasi memang tidak sesuai dengan apa yang ada dan apa yang di harapkan (Das Sain-Das Sollen) apa yang ada dan apa yang dicita-citakan dari demokrasi kadang kala tidak sesuai dengan keinginan. Untuk itu, keterlibatan Hadi sebagai penyelenggara pemilu adalah ruang besar untuk menyelamatkan demokrasi. "Pemimpin adalah representasi dari kerja-kerja konsisten dalam berbangsa dan bernegara, menjadi penyelenggara pemilu di KPU juga segmentasi menyelamatkan demokrasi dari cita-cita reformasi". Abdul Hadi putra ke empat dari lima bersaudara pasangan Moh. Ihsan dan Nyonya Suryani adalah pemimpin kharismatik yang dibesarkan di lingkungan pendidikan pesantren. "Pola berpikir saya terbangun dan sangat dipengaruhi lingkungan pendidikan di pesantren," ungkap Abdul Hadi dengan nada yang ramah. (Deni Puja Pranata).

TAG

Berita Terkait