Abdimas UTM 2022 Kembangkan APSTA

Kelompok 29 KKN UTM sedang melaksanakan Pengabdian Masyarakat (Abdimas) di Desa Tajungan.

BANGKALAN - Sampah merupakan salah satu sumber masalah besar yang berkontribusi mencemari lingkungan. Risiko sampah berdampak pada polusi tanah, air yang terkontaminasi, sumber penyakit, bahkan bencana.

Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap (APSTA)Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap (APSTA)

Permasalahan sampah baik berupa sampah organik maupun anorganik bukan hanya menjadi tugas bagi pemerintah namun juga bagi masyarakat.

Membakar sampah merupakan salah satu solusi yang dianggap paling praktis bagi masyarakat untuk mengurangi penumpukan sampah yang kerap terjadi adalah membakarnya. Namun, terkendala pembakaran sampah yang dilakukan mengakibatkan polusi udara yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di tengah masyarakat.

Mengingat hal tersebut, Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 2022 telah bertekad untuk memberikan pengabdian terbaik kepada Desa Tajungan, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan untuk berinovasi mengembangkan Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap (APSTA).

Sebagai mahasiswa yang sedang melakukan Pengabdian Masyarakat (Abdimas) di Desa Tajungan, Novan bersama timnya merasa perlu adanya perubahan dalam kebersihan lingkungan.

"Ide pengembangan alat APSTA ini berasal dari kepedulian Mahasiswa UTM 2022 terhadap lingkungan masyarakat desa Desa Tajungan."

Hal tersebut dikatakan Novan usai sosialisasi di Balai Desa Tajungan yang dihadiri masyarakat serta perangkat  desa setempat, Rabu (18/1/2023).

Lanjutnya, bagi tim Mahasiswa UTM 2022 juga harus proaktif dalam menjaga lingkungan dengan melalui program Pengabdian Masyarakat (Abdimas) di bawah bimbingan Dr. Arie Wahyu Prananta, S.Pi. M.Sos.

"Mengembangkan Teknologi Tepat Guna (TTG) mengenai alat pembakaran sampah tanpa asap guna menanggulangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Desa Tajungan yang mencemari daerah mangrove dan menimbulkan bau tidak sedap. Alat pembakar sampah merupakan alat yang berfungsi melakukan pemusnahan sampah dengan cara dibakar. Alat ini dapat mengubah bentuk sampah menjadi ukuran yang lebih kecil. Alat pembakaran ini dibuat dengan menggunakan tong besi bermuatan 200L. Di dalam tong besi tersebut terdapat sebuah jaring besi yang memiliki fungsi untuk membatasi sampah yang akan dibakar dengan tungku pembakaran," ujar Novan.

Novan menjelaskan, Alat pembakaran ini memiliki kotak filter (glasswool) untuk menyaring partikel berbahaya hasil pembakaran.

"Glasswool adalah bahan isolasi yang bahannya dari serat kaca dengan penyusunan bahan menjadi bertekstur seperti wool. Alat pembakaran yang dibuat oleh Abdimas UTM ini menggunakan bahan bakar oli bekas. Penggunaan oli dimaksudkan sebagai bahan bakar pengganti bensin. Oli bekas akan masuk ke tungku pembakaran melalui saluran oli. Pada alat pembakaran sampah ini menggunakan blower untuk mendorong udara masuk ke tungku pembakaran sehingga dapat menghasilkan api yang besar," jelasnya.

Usai melakukan serangkaian uji coba dan sosialisai mengenai cara pengoperasian Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap (APSTA) alat ini kemudian dihibahkan ke Desa Tajungan agar dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya. Kedepannya alat ini diharapkan bisa membantu proses pembakaran sampah kering dengan cepat dan efisien tanpa mencemari lingkungan. (eko a)